
Saya adalah salah satu yang tidak mendukung JK dalam pemilu 8 Juli 2009, kemarin. Alasannya bukan karena JK. Sejujurnya JK sebagai pribadi adalah sosok yang sangat pantas jadi presiden, dengan kemampuan teknis dan problem solving yang saya kira luar biasa dan sebagai figur yang egaliter sangat diperlukan untuk dimiliki oleh seorang pemimpin Indonesia saat ini. Keberatan saya terutama, orang-orang sekitar JK. WIN sebagai cawapres sangat mengganggu benak saya dan mungkin orang-orang yg tidak memilih JK. WIN sebagai pasangan cawapres kembali mengingatkan kita ke masa orde baru yang traumatis, yang seharusnya sudah harus kita tinggalkan jauh-jauh. Timses JK juga sangat tidak simpatik, coba lihat apa yang diucapakan Ngabalin, Drajat, Indra dan Fuad Bawazir. Komentar yang keluar dari mulut mereka cenderung menghina daripada mengkritik. Bahkan setiap kali saya mendengar Fuad Bawazir bicara, (maaf) terasa mau muntah. Coba bayangkan JK baru jadi capres sudah bertingkah seperti itu, apa yang terjadi jika JK menang??
Disamping itu yang menyebabkan JK sangat rendah suaranya adalah kwalitas Timses-nya yang hanya bermain dengan cara-cara yang konvensional dan cenderung konservatif. Mereka tidak percaya dengan survey yang sebenarnya kalau dilakukan dengan kredibel seperti halnya yg sudah dilakukan oleh Timses SBY adalah input yang baik untuk memperbaiki diri. Alih-alih memperbaiki diri dan introspeksi, tapi justru timses JK jadi reaktif dan membuat survey dadakan melalui lembaga yang abal-abal dengan tujuan untuk mengcounter survey yg dikeluarkan LSI. Terbukti kita lihat hasilnya, sungguh konyol!
Tidak dapat dipungkiri demokrasi modern tidak bisa hanya mengandalkan track record dan kapabilitas kandidat tapi yang tidak kalah penting adalah proses bagaimana mengetahui profil pilihan konstituen dan bagaimana bisa memenuhi ekspetasi massa tersebut dengan sebisa mungkin tidak mengorbankan idealisme. Dan itu semua perlu strategi dan pengelolalaan psikologis massa yang memang sudah tersedia ilmunya. Ini sudah banyak dilakukan oleh negara demokrasi yang lain dan terbukti sangat ampuh pada kasus SBY sekarang.
Terakhir yang tidak kalah penting sebagai penyumbang kegagalan JK adalah tidak solidnya mesin partai akibat fraksional yang ada di Golkar… Anyway, kepada JK saya sampaikan penghormatan atas apa yang telah diikhtiarkan. Untuk mengabdi kepada bangsa ini ada banyak cara lain yang tidak kalah terhormat….