
Hari ini di salah satu harian bisnis ibukota, ada informasi bahwa pemerintah akan segera menggelar tender WiMAX awal tahun depan. WiMAX memang salah satu teknologi nirkabel yang sudah ditunggu-tunggu karena akan ada pilihan teknologi yang lain bagi penyedia jasa telekomunikasi dalam memberikan layanan voice maupun broadband. WiMax atau Worldwide Interoperability for Microwave Access secara teknis adalah pengembangan dari teknologi WiFi dengan cakupan area layanan yang lebih luas. Dalam teknologi WiMAX ini paling tidak ada 2 standarisasi yang diacu secara global yaitu standard 802.16d atau Wimax untuk jaringan tetap (Fixed-WiMAX) dan 802.16e atau WiMAX untuk jaringan bergerak (Mobile WiMAX). Berdasarkan informasi terakhir, pemerintah akan membuka tender untuk kedua standarisasi tersebut. Ada beberapa wacana yang mengemuka dalam persiapan adopsi teknologi ini yaitu keinginan pemerintah untuk menjadikan penggelaran WiMAX ini sebagai batu acuan (millestone) kemandirian penyediaan infrastructure telekomunikasi dalam negeri. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa telekomunikasi adalah sektor yang perkembangannya paling cepat diantara semua sektor yang lain. Sebagai gambaran jasa telekomunikasi terutama telepon seluler sekarang sudah bukan barang sekunder lagi dan pemakainya dari semua golongan masyarakat tersebar ke seluruh pelosok Indonesia dengan tingkat pertumbuhan yang luar biasa. Kenyataan yang lain, infrastructure telekomunikasi saat ini adalah sektor yang padat modal dengan kandungan lokal yang sangat kecil sehingga tentu pasar Indonesia adalah sumber pendapatan yang cukup menggiurkan bagi vendor-vendor asing. Mungkinkah kondisi ini bisa diubah sehingga penggelaran WiMAX nantinya bisa memberi nilai tambah yang lebih besar kepada sumber daya lokal? Itu mungkin yang menjadi tujuan pemerintah dalam proses tender yang akan dibuka Januari tahun depan itu. Langkah pemerintah yang lain adalah memberi waktu kepada vendor lokal kurang lebih setahun terakhir ini untuk melakukan riset dan pengembangan WiMAX dengan meggelontoran bantuan senilai 16 milyar rupiah, sehingga proses tender yang harusnya sudah dilakukan tahun lalu itu tertunda sampai paling cepat awal tahun depan. Informasi terakhir ada beberapa vendor lokal yang saat ini sudah siap dengan solusi WiMAX baik itu chip maupun perangkatnya, beberapa diantaranya adalah PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Inti), PT Hariff Daya Tunggal Engineering (HDTE), PT Dama Persada serta PT Solusindo Kreasi Pratama (Indonesian Tower). Wacana yang lain adalah spektrum frekuensi yang akan diterapkan. Sepertinya pemerintah akan mengalokasikan WiMAX di frekwensi 2,3 Ghz (untuk Mobile WiMAX) dan 3.3 Ghz (untuk Fixed WiMAX) seperti yang tertuang dalam rancangan peraturan menteri tentang WiMAX yang harus selesai sebelum penggelaran tender WiMAX. Kedua spektrum frekwensi ini sebenarnya untuk skala global tidak begitu banyak yang mengadopsi. Regulasi di banyak negara lain lebih memilih menggunakan spektrum 2,5 Ghz dan 3.5 Ghz. Untuk kasus di Indonesia kedua spektrum frekwensi tersebut sudah digunakan oleh transmisi Satelit Cakrawarta dan Satelit TELKOM sehingga dengan berbagai pertimbangan akhirnya dipilihlah spektrum frekwensi 2.3 Ghz dan 3.3 Ghz. Salah satu kekurangan penerapan frekuensi ini adalah terbatasnya ketersediaan perangkat disisi customer dan sistem di pasar global dibandingkan dengan yang bekerja di frekwensi 2,5 Ghz dan 3.5 Ghz. Tetapi kalau memang tujuannya untuk mendorong kemandirian lokal hal ini bisa diterima. Penggelaran WiMAX sekarang, yang secara teknologi bisa disetarakan dengan 4G ini mungkin adalah saat yang tepat, mengingat teknologi Wireless Broadband yang ada saat ini sudah mulai jenuh secara teknologi (baca: 3G-WCDMA dan CDMA-2000 EVDO), sementara teknology 4G (baca: LTE) yang merupakan kelanjutan dari teknologi 3G yang ada sekarang kemungkinan paling cepat tersedia tahun 2010. Pengisian kekosongan ketersediaan teknologi 4G saat ini dan beberapa tahun kedepan adalah peluang yang bisa dimanfaatkan oleh operator dan vendor WiMAX untuk bisa tumbah dan bersaing dengan teknologi W-CDMA maupun EVDO. Namun demikian masih banyak faktor lagi yang bisa membawa suatu teknologi menjadi eksis atau tergusur. Untuk WiMAX ini, kita akan tunggu karena waktulah yang akan membuktikannya.