
Judul senada saya temukan di rubrik detikinet hari ini yang memberitakan bahwa antropologis sosial dari University of Kent memprediksi bahwa email akan menemui ajalnya 10 tahun kedepan. Prediksi ini sebenarnya bisa jadi salah atau tidak sepenuhnya benar, tetapi tetap layak untuk kita kaji sebagai bahan refleksi bagaimana pola komunikasi sosial di masa depan.
Kalau kita lihat perkembangan komunikasi saat ini tidak bisa terlepas dari perkembangan internet. Internet publik mulai berkembang secara global pada awal 90-an dengan ditandai layanan "web" yang menjadi favorite. Di masa ini kita sangat akrab dengan browser Internet Explorer, Netscape dan lain-lain dimana kita bisa mencari dan mengakses begitu banyak informasi misalnya melalui layanan search engine Yahoo dll.
Bersamaan dengan itu, email mulai akrab dengan keseharian kita dan mulai menggantikan fungsi surat konvensional karena sifatnya lebih praktis dan cepat. Tetapi layanan-layanan itu sifatnya masih satu arah, artinya user masih sebagai pengakses pasif dari sumber informasi dan seandainya ada interaksi, misalnya dalam layanan email, sifatnya masih half duplex dengan pola yang sama seperti surat konvensional. Dengan berjalannya waktu, teknologi web dan internet secara keseluruhan mengalami perubahan yang sangat significant. Dalam sepuluh tahun terakhir ini saja kemampuan web developer, web programming, infrastructure internet dipadukan dengan kreatifitas pelaku bisnis internet dan kebutuhan masyarakat global terhadap internet, telah menciptakan pola baru dalam komunikasi. Hubungan tidak lagi berpola satu arah, yang sebelumnya user adalah pengakses "contents" kini bisa dalam saat yang bersamaan sebagai sumber dari "contents". Ini yang disebut sebagai "kolaborasi" atau "contents sharing" yang dengan mudah kita temukan misalnya lewat layanan wikipedia, youtube, blog dll. Yang juga menarik adalah layanan yang disebut "social networking" yaitu layanan jejaring sosial yang berbasis pertemanan yang saat ini menjadi fenomena yang luarbiasa karena begitu cepat pertumbuhan pemakainya, seperti facebook, friendster, twitter dll. yang sejenis. Mengapa layanan seperti ini bergitu cepat populer, jawabannya adalah layanan ini bisa menjawab kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial yang selalu cenderung berinteraksi dengan yang lain. Dan dengan layanan ini segala kemudahan itu tersedia dengan menawarkan "pengalaman baru" yang kadang bisa dikatakan "amazing". Bayangkan dengan mengakses situs jejaring sosial kita bisa bertemu dengan teman yang mungkin sudah 20 tahun tidak pernah tahu kabarnya. Pola-pola hubungan internet baru semacam ini kemudian disepakati secara luas oleh praktisi internet sebagai era Web 2.0.
Kembali kepada email, sejak kemunculannya pertama kali sampai saat ini sebenarnya tidak mengalami perubahan yang berarti. Konsep half duplex masih sebagai inti pola hubungannya. Yang berubah mungkin jumlah pengguna yang makin besar dan fungsinya yang makin diakui secara syah sebagai alat komunikasi pengganti surat konvensional. Dalam hubungannya dengan Web2.0, mailing list menjadi lebih populer sebagai sarana interaksi yang bisa menjangkau pengguna internet secara kelompok (group). Secara naluri sosial pengguna internet, layanan jejaring sosial dan messenger bisa jadi lebih menarik daripada email yang jelas lebih statis. Sebagai gambaran umum kita bisa lihat pengguna Blackberry yang pada awalnya adalah perangkat yang khusus dibuat untuk menangani email bagi pengguna bisnis, setelah ada penambahan layanan jejaring sosial dan mesengger, jumlah penggunanya makin meningkat dengan pesat terutama diluar pengguna bisnis yang kecenderungannya lebih aktif menggunakan layanan jejaring sosial dan messenger daripada email. Akankah kemudian email akan segera mati? Mungkin masih terlalu dini untuk memprediksi ini, tetapi yang jelas saat ini email masih sangat dibutuhkan terutama untuk kalangan bisnis atau lainnya yang menekankan unsur keteraturan dan kepastian alur informasi yang memang menjadi syarat mutlak dalam hubungan formal. Yang mungkin akan terjadi email akan hanya digunakan oleh kalangan terbatas yang masih memerlukan formalitas hubungan, namun memang tidak menutup kemungkinan akan terjadi pergeseran layanan email ini menjadi terintegrasi dengan layanan yang lain seiring dengan akan terintegrasi layanan internet dan telekomunikasi menjadi apa yang disebut konvergensi layanan yang tidak hanya triple-play (Video, Suara, Data) tetapi juga quadra-play dengan ditambah integrasi dengan layanan broadcast atau TV.
Bagaimana masa depan email dan lebih umum komunikasi dan internet menjadi susah terbayangkan tetapi yang jelas akan terus berubah dengan pola-pola yang makin rumit dan mencengangkan dengan tujuan terus berusaha makin mempermudah manusia dalam berinteraksi satu sama lain dan tidak menutup kemungkinan terus menciptakan pola-pola baru dalam interaksi sosial. Mungkin Alexander Graham Bell pada saat pertama kali berhasil melakukan panggilan telepon temuannya pada tahun 1876 tidak pernah membayangkan bahwa telekomunikasi telah berkembang sepesat ini dan terus akan berkembang dengan skala yang lebih eksponensial.
No comments:
Post a Comment