
Lebih dari seribu orang menunggu launching Nokia E90 di Hotel Grand Melia Kuningan siang itu, 13 Juni lalu. Mereka rela antri berjam-jam untuk mendapatkan HP tersebut yang siang itu dilego dengan harga 10,9jt. Launching Nokia type communicator ini memang yang pertama di dunia, bahkan beberapa jam lebih awal dari negara pembuatnya di Finlandia.. Alasan launching di Indonesia tak lain karena Indonesia memegang market share terbesar untuk Nokia seri communicator. Diperkirakan sudah ada pemakai seri communicator sebelumnya tidak kurang dari 500,000 dengan komunitas pemakai yang sudah solid. Mulai presiden, menteri, gubernur, bupati, anggota DPR sampai lurah adalah pemakai setia nokia seri ini (N9500, 9300i), sehingga sering juga diplesetkan sebagai HP para birokrat. Sebenarnya tak hanya birokrat yang getol menggunakan HP ini, kalangan pengusaha dan profesional sampai ibu-ibu rumah tangga juga bagian dari penggemarnya.
Memang sepertinya dari lebih seribuan orang yang rela antri tersebut bukan semua sebagai pengguna akhir, sebagian adalah para pedagang di pusat-pusat handphone di ibukota, bahkan mungkin dari luar Jakarta yang memanfaatkan eforia ini untuk menggaet untung besar sebelum HP ini benar-benar tersedia resmi dipasaran. Terbukti beberapa hari kemudian, ketika saya iseng tanya ke salah satu penjual HP di Mal Ambasador Kuningan, HP ini telah ready stock dengan harga 18jt, Wow!
Mengapa sampai sefenomenal ini? Tak tahu pastilah sebabnya.. Salah satu hipotesa adalah gaya hidup hedonisme yang melanda sebagian (besar?) dari masyarakat kita, dimana penampilan, kosmetik adalah hal yang begitu penting. Benda ini menjadi lambang status sosial, memberikan rasa percaya diri dan kebanggaan bagi pemakainya, bahkan mungkin fitur canggih yang dibawanya tidak kelewat penting dibandingkan kosmetik itu tadi, tentu dengan tanpa menafikan kalangan tertentu terutama kalangan profesional yang memang benar-benar memanfaatkan fitur-fitur nan canggih itu.
Kalau hipotesa ini benar, ini cermin prilaku masyarakat dan gaya hidup masyarakat kita yang sangat memprihatinkan. Kalau kita ingin maju sepatutnya kita mencontoh gaya hidup masyarakat di negara-negara asia lain yang lebih maju, misalnya China yang sudah berada di jalur cepat dari negara terbelakang menjadi pemain utama dunia. Mereka lebih mementingkan isi daripada kulit/penampilan. Pengalaman saya ketika bertemu dengan profesional-profesional mereka di China. Penampilan mereka sangat sederhana, tanpa jas dan dasi seperti kebanyakan profesioanal kita di Jakarta. Untuk masalah HP misalnya, mereka cenderung menggunakan HP secara fungsional bukan mementingkan fitur yang canggih atau tampilan. Ini mungkin sebabnya HP nan penuh fitur canggih sejenis N90 ini hanya popouler di Indonesia, tidak di China atau negara lain..
Memang sepertinya dari lebih seribuan orang yang rela antri tersebut bukan semua sebagai pengguna akhir, sebagian adalah para pedagang di pusat-pusat handphone di ibukota, bahkan mungkin dari luar Jakarta yang memanfaatkan eforia ini untuk menggaet untung besar sebelum HP ini benar-benar tersedia resmi dipasaran. Terbukti beberapa hari kemudian, ketika saya iseng tanya ke salah satu penjual HP di Mal Ambasador Kuningan, HP ini telah ready stock dengan harga 18jt, Wow!
Mengapa sampai sefenomenal ini? Tak tahu pastilah sebabnya.. Salah satu hipotesa adalah gaya hidup hedonisme yang melanda sebagian (besar?) dari masyarakat kita, dimana penampilan, kosmetik adalah hal yang begitu penting. Benda ini menjadi lambang status sosial, memberikan rasa percaya diri dan kebanggaan bagi pemakainya, bahkan mungkin fitur canggih yang dibawanya tidak kelewat penting dibandingkan kosmetik itu tadi, tentu dengan tanpa menafikan kalangan tertentu terutama kalangan profesional yang memang benar-benar memanfaatkan fitur-fitur nan canggih itu.
Kalau hipotesa ini benar, ini cermin prilaku masyarakat dan gaya hidup masyarakat kita yang sangat memprihatinkan. Kalau kita ingin maju sepatutnya kita mencontoh gaya hidup masyarakat di negara-negara asia lain yang lebih maju, misalnya China yang sudah berada di jalur cepat dari negara terbelakang menjadi pemain utama dunia. Mereka lebih mementingkan isi daripada kulit/penampilan. Pengalaman saya ketika bertemu dengan profesional-profesional mereka di China. Penampilan mereka sangat sederhana, tanpa jas dan dasi seperti kebanyakan profesioanal kita di Jakarta. Untuk masalah HP misalnya, mereka cenderung menggunakan HP secara fungsional bukan mementingkan fitur yang canggih atau tampilan. Ini mungkin sebabnya HP nan penuh fitur canggih sejenis N90 ini hanya popouler di Indonesia, tidak di China atau negara lain..
No comments:
Post a Comment