Saturday, June 23, 2007
Waspadai Kartu Kredit..
Kalau kita sempat mengamati iklan di koran nasional maupun lokal akhir-akhir ini. Begitu terasa dahsyatnya godaan agar kita memiliki kartu kredit A, B, C dst. Segudang kenikmatan hidup ditawarkan hanya dengan menggesek kartu plastik ini. Mulai dari produk handphone dan elektronik sampai makan di restaurant bahkan kebutuhan pelesir atau tour ke bali maupun ke disneyland di hongkong tak lupa ditawarkan. Tentu dengan janji-janji manis cicilan super ringan s/d 1 tahun, seringkali dengan bunga 0%, jaminan uang kembali (cash back), discount sampai 50% jika kita pakai kartu kredit dan tidak ada discount jika cash... dst.. dst..
Tak heran banyak kartu kredit dikoleksi memenuhi dompet dan jadi kebanggaan tersendiri saat buka dompet di depan kasir. Ini fakta yang saya lihat di mall-mall di Jakarta, mungkin juga di kota-kota besar lain.
Saya sempat berfikir bahwa tawaran menggesek kartu kredit itu begitu menarik dan layak dipertimbangkan. Tapi prinsip kehati-hatian dan berfikir panjang adalah hal yang harus diperhatikan kalau kita akan menggunakan kartu sakti ini.. Katakanlah bunga 0% dengan masa cicilan sampai 1 tahun, kalau kita memang belum punya uang cash cukup tetapi berniat memiliki barang yang ditawarkan dengan cicilan metode ini, yang pertama kita pertimbangkan apakah memang tidak bisa ditunda sampai kita punya uang cash cukup. Seandainya tidak bisa ditunda, apakah saat kita sudah memperoleh barang tersebut dengan cicilan, seberapa jauh kita tidak akan menginginkan barang yang sama dengan model yang baru. Jangan sampai kita menjadi bosan dan menginginkan barang yang baru, padahal cicilan masih belum habis, tentu kita akan menjadi tersiksa selama masih ada sisa kewajiban kita sampai waktu lunasnya cicilan.
Dalam kasus lain, lebih sering cicilan tetap masih menggunakan bunga tetap yang walaupun dianggap "ringan", katakanlah salah satu bank menawarkan 1,67% sebulan, bandingkan dengan bunga kartu kredit reguler yang 3,25% sebulan. Tapi harus diingat 1,67% itu adalah bunga flat sedang 3,25% adalah bunga efektif. Saya sempat membuat perhitungan dengan membandingkan kedua metode bunga tersebut. Ternyata bunga efektif 3,25% memberikan cicilan yang lebih ringan dibandingkan bunga flat 1,67% tersebut! Justru dengan menggunakan bunga efektif, kita punya kesempatan melunasi lebih cepat jika kita memang menginginkannya tanpa menanggung sisa bunga, dan ini tidak bisa dilakukan dengan cicilan bunga flat! Produk cicilan tetap ini tentu 'gimmick' yang sengaja dibuat untuk 'menjual' kartu kredit.
Untuk kasus tawaran discount jika menggunakan kartu kredit, bisa jadi memang tawaran yang cukup menarik. Bayangkan jika kita lagi jalan-jalan bersama keluarga dan ingin makan di pizza hut yang menawarkan discount 15% jika kita menggunakan kartu kredit keluaran bank tertentu. Kalau kita normalnya dengan cash harus mengeluarkan Rp 200,000, tetapi dengan discount kartu kredit tersebut kita bisa hemat Rp 30,000 sehingga cukup bayar Rp 170,000. Menarik bukan? Namun tetap harus diingat, penggunaan kartu kredit secara psikologis akan memberikan perasaan selalu 'mempunyai' uang dan kalau kita tidak bisa mengatur pengeluaran dan disiplin diri yang ketat, tidak jarang saat jatuh tempo, cicilan kita bayar nilai minimumnya saja bahkan kondisi terparah kita akan terjerat hutang bunga berbunga dan berurusan dengan debt collector dan ini namanya berawal nikmat, berakhir bencana...
Dalam era sekarang ini memang mempunyai kartu kredit untuk kalangan tertentu adalah sesuatu yang bisa jadi adalah suatu kebutuhan. Saya sendiri mempunyai 2 kartu kredit, satu keluaran institusi bank multinasional dan satu lagi keluaran bank lokal. Tetapi saya sangat membatasi penggunaan kartu plastik ini untuk kebutuhan tertentu, misalnya jaminan saat kita menginap di hotel-hotel tertentu, atau dalam keadaan darurat saja. Atau kalau memang saya gunakan untuk kebutuhan barang konsumsi, apalagi dengan tawaran discount seperti di atas, sebelumnya saya yakinkan dan komitmen untuk secepatnya harus kita lunasi sebelum jatuh tempo.
Ya akhirnya Kartu Kredit memang ibarat pedang bermata dua, kalau kita 'smart' menggunakannya tentu menguntungkan, tapi bila kita lalai menggunakannya, yang datang adalah bencana. Waspadalah!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment