Monday, April 26, 2010

Beberapa pendekatan menuju FMC

FMC (Fixed Mobile Convergence), konsep ini didengungkan dalam rangka mengintegrasikan layanan fixed misalnya telepon tetap, ADSL, WiFI dan lain-lain dengan layanan mobile. Siapa yang diuntungkan dengan FMC ini? Bisa dibilang pengguna dan penyedia layanan.

Dengan FMC, bisa jadi pengguna layanan cukup mempunyai satu nomer telepon yang dapat digunakan untuk layanan fixed maupun mobile serta mempunyai kemampuan "seamless" (apa ya istilah dalam bahasa Indonesia-nya?). Aplikasinya misalnya jika kita sedang melakukan pembicaraan  menggunakan fasilitas hotspot di rumah, kita bisa melanjutkan pembicaraan telepon tanpa terputus dan tanpa berganti nomer dan handset jika kemudian beralih menggunakan kendaraan.

Di sisi jaringan akan terjadi integrasi control terhadap jaringan akses baik itu "fixed" dan "mobile" sehingga memungkinkan adanya "sharing" sumber daya yang artinya optimalisasi penggunaan jaringan. Ujung-ujungnya tentu seperti yang diinginkan penyedia layanan adalah pengurangan CAPEX (Capital Expenditur = biaya modal) dan OPEX (Operational Expenditur = biaya operasional).

Wacana yang berkembang sampai saat ini ada beberapa pendekatan untuk merealisasikan FMC. Dari yang bersifat temporer dan parsial dengan optimalisasi teknologi menggunakan standard yang sudah ada, sampai yang evolusioner dengan penyusunan standard-standard baru.

Operator di US, misalnya T-Mobile pada awal 2009 mulai menerapkan UMA (Unlicensed Mobile Access) untuk memberikan layanan teleponi fixed di dalam area hotspot baik di rumah atau di perkantoran dengan menggunakan spectrum frekuensi WiFI yang bebas lisensi (unlicense). Pendorong teknologi ini bukanlah untuk pengurangan CAPEX dan OPEX tetapi lebih kepada memberikan cakupan yang lebih luas dan merata untuk lokasi yang tidak/kurang terjangkau oleh sinyal BTS konvensional terutama untuk area indoor. Kekurangan teknologi ini salah satunya adalah menggunakan perangkat CPE/handset khusus yang harus bisa beroperasi pada frekuensi yang license maupun unlicense (WiFI) serta mempunyai kemampuan seamless switching antar dan dalam cell. Tentu ini perlu upaya khusus bagi operator penyelenggara untuk menyediakannya.

Akhir-akhir ini juga populer penerapan teknologi yang disebut Femtocell yaitu menggunakan mini BTS yang tersambung melalui transport fixed line (misal ADSL) untuk melayani lokasi indoor yang sulit terjangkau oleh BTS konvensional. Fungsi lain dari femtocell adalah sebagai by-pass off loading data akses broadband yang digunakan di rumah-rumah sehingga tidak membebani "air interface" dari BTS konvensional. Perbedaan dengan akses UMA, femtocell tidak memerlukan CPE khusus karena akses ke mini BTS femtocell tetap menggunakan frekuensi license yang sudah dipakai oleh BTS konvensional.

Pendekatan penerapan FMC yang cukup menyeluruh dan mendasar ditawarkan oleh 3GPP dan ETSI TISPAN melalui konsep IMS (IP Multimedia Subsystem) dengan mengintegrasikan seluruh aspek  pengendalian terhadap beragam jaringan akses baik itu fixed maupun mobile, penerapan single architecture untuk core network dan memberikan penyeragaman interface ke arah layer applikasi atau "service delivery layer". Dengan konsep ini jaringan akses menjadi bersifat "agnostic" (bebas terhubung) terhadap pengendali jaringan atau core network dan memberikan kemudahan inovasi dan kreasi aplikasi/layanan baru yang berujung tidak hanya menurunkan CAPEX dan OPEX tetapi juga menciptakan revenue dari aplikasi-aplikasi baru yang ditawarkan.

Sangat jauh berbeda dengan pendekatan UMA atau Femtocell yang bersifat parsial dan temporer, IMS tidak begitu saja bisa diterapkan sekaligus dalam waktu singkat karena konsep ini akan mengubah hampir secara keseluruhan konsep jaringan sekarang. Tahapan penerapannya harus memperhatikan migrasi dari jaringan yang sudah ada dan terus mengupdated standarisasi yang menjadi acuannya. Saat ini standarisasi untuk IMS masih terus disempurnakan baik itu 3GPP, ETSI TISPAN dan ITU-T termasuk harmonisasi antar standard tersebut.

Dari beberapa pendekatan FMC di atas bisa kita tarik kesimpulan bahwa yang akan terjadi di masa depan tidak akan ada lagi dikotomi antara fixed dan mobile dalam hal layanan, karena semua aspek sudah terintegrasi. Dengan FMC ini tidak hanya mengubah infrstructure tetapi yang mungkin lebih dahsyat akan terjadi adalah berubahnya struktur bisnis telco yangsekarang masih terkotak-kotak antara fixed dan mobile. Mungkin saja yang terjadi bukan integrasi bisnis tetapi semacam kolaborasi atau sinergi, tetapi yang lebih pasti kita akan tunggu saat episode itu terjadi.

1 comment:

  1. Mantap Pak Wehan,
    Bisa di lanjutkan terus update dan sharing ilmunya pak
    Salam Misbah Hypernet

    ReplyDelete